Lainnya

Buka Bimbingan Teknis, Helmi Akui Kemajuan Metode Hisab Rukyat Minimalisir Perbedaan

PUSARAN.CO— Indonesia bukanlah negara teokrasi yang berdasarkan kepada agama tertentu. Namun Indonesia juga bukan negara sekuler yang memisahkan urusan negara dengan agama. Inilah hebatnya negara Kesatuan Republik Indonesia, agama hadir di setiap urusan dan persolasan umat beragama.

Hal ini disampaikan Kepala Kanwil Kemenag Sumbar H. Helmi saat membuka Bimbingan Teknis Hisab dan Rukyat didampingi Kepala Bidang Urais, H. Edison, Selasa (04/04). Turut hadir Ahmad Izzudin Dosen UIN Walisongo Semarang sekaligus narasumber, Ketua Tim Kerja dilingkungan Bidang Urais, Ikrar Abdi dan Elvira Hayu.

Dikatakan Kakanwil bukti negara hadir dalam urusan umat adanya peran Kementerian Agama yang mengurus banyak urusan, mulai dari urusan orang yang akan melahirkan, menikah sampai orang meninggal disamping permasalahan lain yang menjadi tugasKementerian Agama.

“Dari semua urusan itu, permasalahan hisab rukyat juga menjadi hal yang sangat penting. Persoalan penetapan awal ramadan dan penetapan 1 Syawal juga menjadi tanggungjawab Kementerian Agama,” ungkap Kakanwil.

Berbicara masalah hisab dan rukyat imbuh Kakanwil, kita akan selalu dihadapkan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dulu selalu ada persoalan antara kelompok yang memakai metode hisab dan kelompok yang memakai rukyah saling klaim dan tidak mensahkan puasa.

“Tapi sekarang berkat kemajuan ilmu pengetahuan teknologi, sosialisasi dari tenaga hisab rukyat serta dukungan tokoh agama kondisi seperti itu, terutama di Sumatera Barat tidak lagi dirasakan. Metode hisab rukyat bisa meminmalisir perbedaa,” ucap mantan Kakan Kemenag Padang Pariaman ini.

“Kita memposisikan antara hisab dan rukyah itu bukan pada tataran berhadap hadapan.Tapi justru saling menguatkan. Inilah harmoni yang terjadi sekarang. Kita melakukan hisab dan rukyah untuk klarifikasi untuk saling menguatkan,” imbuhnya.

Untuk itu kepada jajaran Kementerian Agama Helmi berpesan jangan sampai bahasa yang digunakan di lapangan dipertentangkan lagi. Apalagi, saat ini sudah banyak tokoh di Sumatera barat yang punya ilmu tentang hisab rikyat ini.

“Sangat penting bagi kita di Kementerian Agama apalagi Kasi Bimas dan Penyelenggara Syariah menguasai lagi ilmu ini. Karena nanti bapak dan ibu akan berhadapan dengan masyarakat. Akan ada yang bertanya tentang permasalahan ini. Inilah pentingnya kita mengadakan kegiatan ini,” pesan Kakanwil.

“Bukan saja masalah hisab rukyat tetapi juga masalah penghitungan waktu salat dan kalender islam. Untuk itu mari kita pergunakan kesempatan ini menggali ilmu dari narasumber yang luar biasa, punya ilmu dan sudah diakui di tingkat nasional,” pungkas Helmi.

Sementara itu Kepala Bidang Urias, Edison mengatakan kegiatan ini digelar untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Tenaga Teknis Hisab dan Rukyat jajaran Kementerian Agama Sumatera Barat.

Dikatakan Kabid, kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari, tanggal 04 – 06 April 2023 dengan menghadirkan 40 peserta terdiri dari Kasi Bimas Islam dan Tenaga Hisab Rukyat Kemenag Kabupaten Kota se Sumatera Barat. Kegiatan ini juga menghadirkan narasumber Kasubdit Husab Rukyat Ditjen Bimas  Islam dan Tenaga Ahli Hisab Rukyat.

“Kegiatan ini bertujuan menambah pengetahuan Tenaga Teknis Hisab Rukyat dan menyamakan persepsi tentang kegiatan Hisab Rukyat dilingkungan Kementerian Agama khususnya Sumatera Barat,” tandas Edison. (RLS)

Related Posts

Leave Comment