PUSARAN.CO- Dalam rangka meningkatkan kompetensi pengelola penanganan insiden keamanan siber khususnya pada instansi pemerintah daerah, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengadakan “Bimbingan Teknis Kesiapsiagaan Prosedur Insiden Keamanan Siber pada CSIRT Sektor Pemerintah Daerah”. Bimtek dibuka oleh Direktur Keamanan Siber dan Sandi Pemerintah Daerah BSSN Hasto Prastowo di Jambuluwuk Hotel & Resort, Yogyakarta, Senin (20/6/2023).
Hasto Prastowo dalam sambutannya menyampaikan bimtek yang diadakan pada tanggal 20-22 Juni 2023 itu diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran ancaman siber, meningkatkan koordinasi dalam hal berbagi informasi penanganan insiden keamanan siber, dan menguji efektifitas prosedur penanganan insiden keamanan siber.
BSSN lanjut Hasto mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang keamanan siber dan sandi untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan.
Berkaitan dengan pelaksanaan tugas tersebut, BSSN merasa perlu dan penting untuk mendorong para stakeholder agar memiliki kapabilitas dan kesadaran akan pentingnya keamanan siber dan sandi, termasuk pengelolaan insiden keamanan siber.
“Penanganan insiden keamanan siber merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam keberlanjutan suatu institusi atau organisasi, termasuk sektor pemerintah daerah. Namun harus kita sadari, aktifitas respon insiden keamanan yang efektif membutuhkan perencanaan dan persiapan yang matang serta sumber daya yang kompeten dan kapabel sehingga dapat menjalankan kegiatan penanganan insiden tersebut dengan baik,” ungkap Hasto.
Hasto berharap, melalui kegiatan yang diikuti perwakilan dinas kominfo provinsi dan kabupaten kota se Indonesia tersebut semakin menguatkan koordinasi antara BSSN dengan pemerintah daerah dalam pengamanan siber. Terutama terkait pentingnya pengendalian informasi ketika terjadi insiden.
Kegiatan bimbingan teknis ini merupakan kegiatan simulasi prosedur dalam melakukan penanganan insiden keamanan pada dunia teknologi informasi dan komunikasi. Kegiatan ini melibatkan tim dari BSSN sebagai fasilitator dan narasumber serta para peserta baik internal BSSN maupun stakeholders terkait.
Melalui simulasi bertema perlindungan data pribadi dan studi kasus kebocoran data BSSN mengajak peserta agar dapat memahami cara merespon dan menangani insiden keamanan siber dengan baik dan siatematis.
Narasumber sekaligus fasilitator Bisyron Wahyudi dari CSIRT.ID menyebut, potensi insiden siber hampir terjadi di banyak sektor. Oleh sebab itu menurut Wisron sangat penting memahami prosesur penanganan dan kesiapan terhadap insiden siber.
“Jadi tim CSIRT harus punya rencana insiden response plan. Harus ada juga simulasinya sehingga ketika terjadi insiden sudah tau bagaimana cara menanganinya,” kata Bisyron.
Penyelenggaraan bimtek kali ini melibatkan sekitar 150-an peserta baik dari BSSN sebagai penyelenggara maupun 61 pemda yang hadir terdiri dari 38 pemprov se-Indonesia, 23 pemerintah kabupaten/kota .
Dengan bimtek ini BSSN berharap nantinya peserta dapat melakukan kolaborasi, kerjasama, koordinasi dan berbagi informasi terbaru terkait insiden yang terjadi dan juga dapat mereduksi risiko penyebarannya pada infrastruktur TIK. Pada akhirnya, diharapkan dari kegiatan ini masing-masing peserta dapat mengukur dan meningkatkan kapabilitas dalam melakukan respon dan penanggulangan insiden siber.(RLS)