PUSARAN.CO- Petaniku sayang, petaniku malang. Kata itulah yang sering tergambar saat kita membayangkan nasib petani di Indonesia, namun dengan terciptanya kolaborasi, inovasi, dan kerjasama istilah ‘Petaniku malang’ akan sirna dan digantikan dengan senyuman dan kesejahteraan para petani.
Demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Koperasi dan UKM Prov Sumbar, Endrizal saat membuka acara Temu Usaha Agribisnis KTNA XVI dan Perjanjian kerjasama MoU UPLAND Project PSP di Hotel Universitas Negeri Padang (UNP), Selasa (13/6/2023).
“Melalui MoU yang akan kita laksanakan ini diharapkan tidak ada lagi istilah petaniku malang, yang ada adalah petani sejahtera,” ujar Endrizal.
Ia menambahkan, pertanian merupakan sebuah kunci dalam kemajuan dan meningkatkan produktivitas perekonomian di suatu daerah. Apalagi di Indonesia, yang terkenal sebagai negara agraris, Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah yang dipercaya dapat mendorong perekonomian negeri.
“Menyadari hal itu, Pemprov Sumbar mengalokasikan 10 persen APBD provinsi untuk pertanian, ini merupakan anggaran terbesar kedua setelah pendidikan,” tutur Endrizal.
Sementara itu, Irwan Hidayat, selaku Narasumber, berharap acara Temu Agribisnis dapat lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya petani dan nelayan.
“Temu usaha agribisnis ini memberikan kesempatan bagi petani nelayan selaku produsen komoditas pertanian, perikanan dan kehutanan, baik dalam skala perorangan maupun kelompok untuk berdiskusi secara langsung hasil olahan kepada pengusaha,” ujarnya.
Di acara tersebut juga dilakukan MoU UPLAND Project PSP, antara korporasi dengan mitra eksportir. Di antaranya, koperasi produsen Perwira Cipta Mandiri dengan Mitra exportir PT Java Agritech.
Produk yang dikerjasamakan antara lain, lada putih 40 ton (@85.000) dan lada hijau 7 ton (@25.000) dengan nilai total Rp 3.575.000.000. Lalu, koperasi produsen Gupon Sekarlangit dengan Mitra exportir PT Hassana Boga Sejahtera Tbk melalui produk beras putih 360 ton (@14.500) dan beras merah 24 ton (@16.500).(RLS)